Pencahayaan secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan kita dan nilai-nilai sebuah bangunan, kata desainer Indonesia Paul Gunawan. Beliau melihat masa depan di mana keindahan arsitektur mengingkat dan penghuninya merasa lebih nyaman.
Dari mana passion Anda terhadap
pencahayaan berasal?
Orang tua saya bekerja di bidang desain dan
seni, yang melatih saya untuk melihat objek dengan komposisi cahaya yang
berbeda. Kemudian saya menjadi tertarik pada fotografi, yang mengajari saya
bagaimana pencahayaan memengaruhi objek dalam hal warna dan intensitas.
Selanjutnya saya belajar fisika bangunan, di mana saya belajar tentang desain
pencahayaan dan akustik dengan tambhaan hal-hal arsitektural lainnya. Saya juga
suka menggambar, dan mulai melukis ketika saya masih sangat kecil, yang membuat
saya tertarik pada cahaya dan pengaruhnya.
Apa tantangan untuk masa depan akan
profesi Anda?
Saya ingin melihat lebih banyak standar ketentuan
atau standar kualitas dalam pencahayaan. Saat ini, bagaikan hutan di mana tidak
ada nilai-nilai umum yang nyata. Tantangan lain yang muncul adalah bagaimana
pencahayaan dapat disesuaikan dengan preferensi setiap orang.
Kita harus menyesuaikan pencahayaan di sekitar
kita, seperti yang dilakukan dengan smartphone,
dimana Anda dapat memilih apa yang Anda butuhkan dan tidak. Saya ingin melihat
pencahayaan menjadi lebih terintegrasi ke dalam material, sehingga menjadi
bagian integral dari arsitektur dan ruang bangunan, bukan sebagai elemen
tambahan.
Sejauh mana pencahayaan mempengaruhi
persepsi bangunan?
Cahaya harus menciptakan emosi dan kegembiraan. Ini
tentang memberi nilai pada bangunan, mengkomunikasikan pesan positif, sehingga apabila
ada orang yang lewat, akan berkata: "Wah, ada sesuatu di sini". Pencahayaan
"menjual" bangunan dan menyampaikan tujuannya bahkan sebelum orang
memasukinya. Oleh karena itu, banyak penelitian yang harus dilakukan terlebih
dahulu: teknik dan bahan apa yang akan Anda gunakan? Kecerahan apa dan daya apa
yang dipasang? Seberapa jauh cahaya harus memanjang dan bagaimana pitch nya? Berapa
seharusnya kecepatan transfer data? Anda perlu menangani semua ini sambil
mempertimbangkan fungsi bangunan, desain arsitekturnya, dan lingkungannya.
PIK Avenue, Jakarta, Indonesia - PTI
Architects - Litac Consultant © Cédric Helsl
PIK Avenue, Jakarta, Indonesia - PTI
Architects - Litac Consultant © Cédric Helsly
Source: PaulGunawan | Specifier Hub | Signify Company Website